Proses budidaya pertanian perlu menggunakan teknologi yang presisi untuk mendapatkan hasil yang maksimal, begitu juga penggunaan pupuk, pemakaian energi memerlukan dosis dan teknologi yang presisi sehingga akan diperoleh modal yang minim dengan hasil yang optimal. Proses pertanian berawal dari penyediaan bibit yang unggul sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil dari luasan lahan yang digunakan.
Salah satu penyebab utamanya adalah karena semakin sedikitnya lahan yang tersedia sehingga diperlukan proses pertanian yang efektif dan efisien mulai dari hulu sampai hilir. Teknologi Pertanian saat ini me nghadapi tantangan yang berat dan sangat dinamis. Kirman Siregar, Samadi, Indera Sakti Nasution, Supriyanto, Salfauqi Nurman Judul Buku : Budidaya, Teknologi & Pemasaran Pertanian Era 4.0 Hal ini diduga akan terjadi jika ada modifikasi pada sistem reaktor serta perlakuan pada biomassa yang digunakan Nilai heating value gas mampu bakar akan semakin besar, jika pada reaktor dihasilkan nilai H2 dan CO yang besar, khususnya H2 yang mempunyai nilai kalor lebih besar dibandingkan dengan gas mampu bakar lainnya (nilai heating value gas mampu bakar H2 = 140 MJ/kg). Fokus utama yang akan dipecahkan pada penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan nilai heating value dari gas mampu bakar yang diproduksi reaktor gasifier tersebut, karena pada intinya semakin tinggi nilai heating value, maka semakin besar kemampuannya untuk menjalankan gas engine. Oleh karena itu penelitian lanjutan masih perlu dilakukan dengan berbagai pengembangan agar teknologi Mesin PLTBm ini layak diproduksi massal untuk dijual secara komersil. Namun masalah beriktunya yang muncul adalah masih rendahnya persentasi kandungan CO dan H2 yang dihasilkan, yaitu sekitar 21 % CO dan 2 % H2 (Siregar, 2017), sehingga nilai heating value gas mampu bakar secara keseluruhan masih rendah. Banyak jumlah tar tersebut dipecahkan melalui penggunaan wet tar scrubber dan gas filter. Permasalahan kandungan tar pada Mesin PLTBm ini sebagian sudah dipecahkan pada penelitian Insinas yang sudah didanai pada tahun 2017. Padahal untuk sistem PT.PLN (Persero) yang termasuk kategori sub-ranting seyogiyanya harus mampu menyala sekitar 12 jam, sehingga PLTBm yang sudah dihasilkan masih perlu dilakukan pengembagan dengan mengoptimalkan penghilangan tar. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) banyak terkendala pada kandungan tar (kotoran pada gas mampu bakar) yang dihasilkan, sehingga sistem gasifier yang diproduksi tidak dapat bek erja lama jika dintegrasikan dengan gas engine akibat gas mampu bakar yang dihasilkan berupa CO dan H2 masih banyak mengandung tar, sehingga hanya mampu beroperasi selama 6 – 8 jam.
#BUKU PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI PDF ISO#
Life Cycle Assessment (LCA) yang mengacu pada SNI ISO 14040 : 2016 & SNI ISO 14044 : 2017 adalah salah satu metode kuantitatif yang juga sudah diacu oleh PROPER Kementerian Lingkungan Hidup RI sebagai standar.ĭari Buku ini akan dikupas mulai dair land preparation, seedling, planting, fertilizing, protection, harvesting, palm oil mill, biodiesel production sampai ke konsumen dan end of life dari biodiesel yang bersumber dari bahan baku kelapa sawit.īuku ini juga mengupas beberapa dampak kategori seperti global warming potentiail, acidification, eutrophication, dan kajian konsumsi energi, termasuk kajian net energy balance, net energy ration dan renewable index. Melakukan analisis terhadap dampak lingkungan diperlukan metode kuantitatif yang mumpuni. Buku Pengantar Kajian Life Cycle Assessment (LCA) Pada Industri Kelapa Sawit di Indonesia disusun berdasarkan pengalaman Penulis Dr.Ir.Kiman Siregar,S.TP,M.Si,IPU yang sudah banyak pengalaman meng-implementasikan LCA pada industri,khususnya pada industri Kelapa Sawit di Indonesia.Īpalagi pada Industri di era 4.0 dituntut untuk melakukan optimalisasi proses dan meminimalkan dampak lingkungan.